http://i1003.photobucket.com/albums/af158/robotjapan/Kursor.png

Wednesday 30 January 2013

Gas Rumah Kaca

Mengubah gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global menjadi bahan berguna selama ini cuma jadi mimpi. Zhiyong Yang, pelajar dari Utah State University berhasil mewujudkannya. Hasil penelitian Yang yang dilakukan bersama rekannya, Vivian Moure dari Federal University di Parana, Brazilia dan Dennis Dean dari Virginia Tech dipublikasikan di jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences, Senin (12/11/2012). Penemuan tersebut merupakan awal dari pemanfaatan gas karbondioksida sebagai energi alternative.  Dalam penelitian tersebut, konversi sejumlah karbon dioksida menjadi metana dan proses yang dijalankan masih sangat lambat dan tidak efisien. Tapi saat ini lebih mudah untuk memahami proses kimianya. Kita bisa meletakkan prinsip dasar konversi ini, dimana para ahli kimia bisa mengembangkan rancangan lebih baik serta katalis yang lebih efisien. Konversi CO2 menjadi senyawa lain selama ini sulit dilakukan karena CO2 sangat stabil. Yang berhasil mengkonversinya dengan memanfaatkan bakteri. Yang sebelumnya pernah mempelajari bakteri nitrogenase, bakteri pereduksi nitrogen. Yang menemukan molybdenum nitrogenase yang mampu mengubah karbon monoksida menjadi hidrokarbon. Riset itu dipublikasikan di Journal of Biological Chemistry pada 3 Juni 2011 lalu.
“Menggunakan pengetahuan tersebut, kita merenungkan dan berpikir apakah proses yang sama bisa digunakan mengonversi karbon dioksida,” papar Yang. Yang menggunakan teknik rekayasa genetika sehingga bakteri nitrogenase bisa dimanfaatkan untuk mengubah CO2 menjadi metana. Tantangan saat ini adalah menguraikan bagaimana konversi berjalan, transfer pengetahuan dan konstruksi katalis, sehingga riset ini benar benar menciptakan hal baru yang dapat menyelamatkan bumi kita dari blooming CO2 yang sangat mengkhawatirkan. Sekarang, bagaimana dengan mahasiswa ITS??? Atau bahkan mahasiswa teknik lingkungan tepatnya,  apakah kita hanya menunggu hasil riset mereka,, atau anda berani menyempurnakan riset itu lebih awal. Sudah saatnya mahasiswa Indonesia, khususnya ITS fasih dengan riset penelitian. Save energy, save earth.

0 comments:

Post a Comment